Selasa, 28 Februari 2012

Kimia Punyagh Cuka Kayu


Cuka Kayu (Wood Vinegar)

Cuka kayu digunakan di dalam pertanian dan makanan haiwan ternakan. Penggunaan cuka kayu adalah pilihan yang terbaik bagi amalan perladangan organik. Kandungan semulajadinya menjadikan ia sebagai slternatif kepada penggunaan racun kimia dan baja kimia. Tambahan lagi cuka kayu tidak mengandungi toksik dan boleh di kembangkan secara biologi. Produk ini selamat kepada manusia, tanaman, haiwan dan alam sekitar.
v  Kelebihan Cuka kayu

Cuka kayu memberikan banyak kelebihan kepada pertanian seperti dinyatakan dibawah.

1. Merangsang pertumbuhan pokok dan sayuran.
2. Menguatkan akar dan daun.
3. Menyuburkan tanah.
4. Mengurangkan bau.
5. Menanbah rasa asli kepada hasil pertanian dan juga produk-produk berkaitan.
6. Menghalang pembiakan virus dan penyakit dalam tanah.
7. Menghalang virus dan seranggan perosak untuk memperbaiki keadaan tanah.
8. Menambah kuantiti mikrob yang berguna.
9. Menghalau serangga perosak.
10. Mengelakkan penyakit yang disebabkan oleh bakteria.
11. Menambah baik kualiti buah dan menambah kandungan gula dalam buah.
12. Sebagai pemangkin tumbesaran biji benih.
13. Sebagai bahan tambahan kepada baja kompos.
14. Membantu haiwan ternakan lebih sihat dan melindungi dari penyakit.
15. Menjadikan daging haiwan dan susu lebih berkualiti.
Produk ini diperolehi melalui penyejatan wap dari proses pembakaran kayu segar berkualiti pada ketetapan suhu tinggi yang terkawal. Cuka kayu mengandungi lebih 200 komponen seperti acetik acid, formaldehyde, ethyl-valerate, methanol, nutrient, tar dan banyak lagi. Daripada pengalaman penggunaan cuka kayu di dusun buah-buahan didapati kuantiti buah menjadi lebih banyak sehingga mencapai 70% pertambahan hasil.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvspdHOzK0ILWU1Pfmz447KSa5-1e93Ezf9n2k773H7zrBCUAbQosNR90bgaqnywQDITXAILQ0MjNdxaMFm2Hskvz60Xe9Hf4BHi3I2RZUHw4bkO2u9mhLyiMgJWLi9r4G6CuuLh_LLY4/s200/kelapa+sawit.jpg
Di negara ini cuka kayu telah banyak digunakan ke atas pokok kelapa sawit, getah, cili, sayuran, buah-buahan, cendawan, juga sebagai nyah bauan seperti bilik air, tong sampah, longkang dan sebagainya lagi.

Cuka kayu ini telah digunakan secara meluas di negara-negara lain seperi Jepun, Korea, China, Brazil, Afrika, Filipina, Vietnam, Kemboja, Thailand dan Indonesia. Produk ini menjadi pilihan negara-negara tersebut kerana penggunaan cuka kayu ini amat menjimatkan, murah serta memberi kesan yang mengkagumkan.

Cuka kayu juga digunapakai untuk tujuan kosmetik dimana boleh merawat penyakit kulit seperti alergi, kegatalan, membaikpulih struktur kulit serta penjagaan kulit.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7VIONBJI12coCETxI8rO0MZZC9sHTR1rI9DsP_MAMy077rXuzGNmZX-Whiw1fg2Y7juzjO-Vpgr8KaDHIKx-LFPKVwFx8FVkvlD26devgBHO36ygfxFnoC1bVz1VqpR6FmMPtzIHAVIk/s200/detox+patch.jpg
Kelebihan cuka kayu sebagai anti oksida juga tidak dinafikan dimana beberapa syarikat luar negara seperti Jepun, Korea dan China menggunakan cuka kayu sebagai bahan utama produk detoxin seperti detox plaster.

Antara kelebihan cuka kayu lagi adalah sebagai bahan perasa tambahan kepada masakan dan juga boleh diminum dengan sukatan yang betul untuk melancarkan sistem penghadaman serta melawaskan perut.
Kajian-kajian dari negara-negara maju juga mendapati cuka kayu boleh digunakan untuk pembuatan bahan-bahan pencuci pinggan mangkuk, sabun mandi, syampu rambut, penghindar nyamuk dan serangga serta ubat-ubatan farmasi.
CUKA KAYU = ASAP CAIR
Cuka kayu atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan Asap cair. Kedua cairan ini memiliki esensi dan cara pengolahan serta pemanfaatan yang sama. Adalah pilihan yang sempurna untuk pertanian dengan berbagai manfaat pada pemupukan pertanian, terutama bagi pertanian organik seperti: perbaikan kondisi tanah dengan membunuh virus dan serangga berbahaya, meningkatkan kualitas buah dan meningkatkan kadar gula dalam buah, merendahkan efek kimia, menetralkan asam tanah.
Ini juga dapat digunakan sebagai penolak serangga juga, dengan penyemprotan pada daun dan di sekitar tanaman seminggu sekali, serangga tidak akan menyentuh tanaman, penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat dicegah dan membantu merangsang pertumbuhan dan kekuatan dari tanaman.
Anda juga dapat menggunakannya untuk perkecambahan benih dengan campuran satu bagian dari cuka kayu dengan 200 bagian air dan rendam benih selama 24 jam.
Daripada manfaatnya dalam pertanian, cuka kayu kami juga digunakan sebagai aditif untuk makanan hewan. Dengan mencampurkan 5-10 mililiter cuka kayu dengan satu liter air dan kemudian mengambil 500-1.000 mililiter campuran untuk campuran dengan pakan ternak 100kg. Ini akan membantu untuk menyembuhkan sakit perut, meningkatkan kualitas daging, susu, merangsang pertumbuhan dan menjaga hewan merasa lebih nyaman.
Keuntungan yang diperoleh dari menjual cuka kayu kami digunakan oleh LSM untuk meningkatkan kondisi kehidupan warga masyarakat. (eco-Biz, Kamboja)
http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/16143_212624209519_104771804519_2888951_8022830_a.jpg


Cuka kayu (Bahasa Inggris: wood vinegar, pyroligneous acid) adalahcai ran berwarna coklat pekat dan berbaus angit yang diperoleh dari distilasi asap yang dihasilkan dari proses pembuatanarang kayu. Komponen utama yang terdapat dalam cuka kayu adalah asam asetat danm et anol, dan karenanya zat ini pernah digunakan sebagai sumber komersial untuk asam asetat.
Cuka kayu yang disimpan beberapa lama dan diencerkan dengan air, jika disiramkan ke daun atau sekitar akart um buhan bisa dimanfaatkan untuk membantum et aboli sm e tumbuhan tersebut. Meskipun demikian, cuka kayu tidak bisa dianggap sebagaipup uk dalam arti konvensional karena cuka kayu tidak mengandung unsur hara. ht t p : // id . w ik ip ed ia. o r g / wik i/ Cu k a_ k a yu Asam asetat,asam etanoatat auasam cukaadal ah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasaasam danaroma dalamm akanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CHCOOH,CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebutas am asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.      
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutanasam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadii on H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakanpereaksi kimia dan bahan baku industri yangpenting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat,selulosa asetat,
dan
polivinil asetat, maupun berbagai macamser at dankai n. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengaturk easam an. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 jutat on per tahun.1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industripetr ok im i a maupun dari sumberhay at

Cuka Kayu Penyubur dan Penguat Tanaman

Usaha pembuatan arang kayu ternyata bisa menghasilkan cuka kayu yang berguna sebagai bahan penyubur dan penguat tanaman dan meningkatkan kemampuan menghadapi gangguan hama dan penyakit. Produksi cuka kayu sebagai hasil sampingan produksi arang kayu bisa dilakukan oleh usaha skala mini atau rumahan petani pedesaan.
Informasi FFTC (Food and Fertilizer Technology Center) mengutarakan cuka kayu yang terkandung dalam asap hasil pembakaran arang kayu berguna untuk memperbaiki mutu tanah dan membantu pertumbuhan tanaman agar lebih baik dan kuat serta lebih resisten terhadap hama dan penyakit.
Teknologi penampungan dan pemurnian cuka kayu dari asap hasil pembakaran arang dan aplikasinya sebagai pupuk sekaligus pestisida hayati telah dikembangkan oleh para peneliti pada Kantor Riset dan Pengembangan Ilmu Produksi Pertanian, Departemen Pertanian Thailand.
Cuka asam merupakan cairan yang diperoleh dari pemurnian cairan hasil kondensasi asap/gas yang keluar dari ruang pembakaran kayu dalam pembuatan arang kayu. Pembakaran dilakukan dalam ruang kedap udara. Untuk tujuan memperoleh cuka kayu, maka kayu yang dibakar adalah kayu yang masih segar dan juga memiliki inti yang keras (heartwood).
Pada penelitian tersebut, pembakaran kayu segar dilakukaan dalam wadah drum berkapasitas 200 liter dengan cerobong asap berdiameter 4 inci yang tingginya 120 cm. Wadah pembakaran itu bisa menampung 63-83 kg kayu segar. Kayu segar sebelum dibakar dirawat terlebih dahulu selama 5-15 hari.
Setelah kayu dimasukkan ke dalam drum, drum ditutup dan lubang-lubang yang masih ada ditutup dengan tanah liat. Pembakaran dilakukan pada suhu 120-430oC.
Setelah pembakaran berlangsung selama satu jam, letakkan satu potong ubin di puncak cerobong asap. Bila pada ubin sudah muncul tetesan-tetesan warna coklat atau coklat gelap, salurkan asap agar mengalir melalui pipa bambu sehingga terkondensasi menjadi cairan. Di ujung pipa bambu, tetesan-tetesan cairan berupa cuka kayu kasar tersebut ditampung. Jumlah cuka kayu kasar yang diperoleh dari pembakaran dalam drum ukuran 200 liter pada pembakaran selama 12-15 jam bisa mencapai 2-7 liter.
CUKA KAYU DARI LIMBAH INDUSTRI ARANG
Indonesia, khususnya Jawa, sudah sejak akhir tahun 1990an kekurangan arang kualitas baik. Sebagai bahan bakar, arang memang cukup mahal. Namun peran arang tidak pernah bisa tergantikan oleh bahan bakar lain. Baik itu gas, minyak bumi, batubara, kayu bakar ataupun listrik. Sebab sampai sekarang, tukang sate misalnya, masih belum berani melakukan inovasi mengganti bahan bakar arang mereka dengan gas atau batu bara. Sebab konsumen sendiri juga masih belum mau menerima daging mamalia, unggas atau ikan, yang dipanggang dengan gas atau batubara. Sebab panas dari api gas tidak bisa merata, sementara panas dari batubara cukup tinggi. Akibatnya, daging yang dibakar dengan gas masaknya tidak akan rata, sementara yang dipanggang dengan batu bara, bagian luarnya akan hangus, sementara bagian dalamnya belum matang.
Permintaan arang di Jawa, memang lebih besar dibanding dengan pasokan. Kurangnya pasokan arang di Jawa, disebabkan oleh sumber bahan baku arang yang juga makin langka. Bahan baku arang adalah kayu berkualitas baik dan tempurung kelapa. Bahan paling baik untuk arang adalah, kayu dengan tingkat kekerasan dan kepadatan tinggi. Ciri khas kayu jenis ini adalah bobotnya lebih tinggi dari kayu kualitas sedang dan kualitas rendah. Kayu-kayu kualitas baik antara lain, bakau (Rhizophora sp), api-api (Avicennia sp), lamtoro lokal (Leucaena leucophala), rambutan (Nephelium lappaceum), sawo manila (Achras zapota), angsana (Pterocarpus indicus), akasia gunung (Acacia catechu), kamboja (Plumeria acuminata) dll. Selama ini kayu-kayu berkualitas baik itu hanya ditebang dari alam. Kecuali akasia gunung dan lamtoro, selama ini tidak ada upaya penanaman. Inilah antara lain yang mengakibatkan penebangan bakau di mana-mana, yang berdampak ke perusakan ekologi mangrove.
Kayu yang berkualitas baik untuk arang ditandai dengan pertumbuan tanamannya yang lamban. Untuk mencapai diameter batang 15 cm, tanaman bakau memerlukan waktu lebih dari 20 tahun. Kayu keras yang pertumbuhannya relatif cepat adalah angsana dan akasia gunung. Lamtoro gung pertumbuhannya juga sangat pesat. Namun kayunya tidak sekeras lamtoro lokal. Di kawasan pegunungan di Jawa, masyarakat sudah biasa menanam akasia gunung untuk dibuat arang dan kayu bakar. Tanaman akasia gunung, penampilannya mirip dengan lamtoro, hanya tajuknya lebih kompak, dengan warna batang dan daun hijau ke arah abu-abu. Selain kayunya untuk arang kaulitas tinggi,  akasia gunung juga menghasilkan kulit kayu untuk bahan penyamak kulit. Sama halnya dengan kayu bakau. Kalau budidaya akasia gunung sangat dimungkinkan karena pertumbuhannya yang cepat, maka bakau agak sulit untuk diharapkan sebagai penghasil kayu dalam jangka waktu relatif cepat.
Pembuatan arang di Indonesia juga masih dilakukan dengan cara sangat tradisional. Mula-mula pada ditata serasah dan kayu kering di lokasi yang akan digunakan untuk proses pengarangan. Kayu kering itu langsung dibakar saat itu juga. Baru kemudian di atasnya ditata kayu basah yang telah dipotong-potong pendek. Kayu inilah yang nantinya akan menjadi arang. Kemudian di bagian atas kayu bahan arang itu diberi serasah lagi lalu ditimbun tanah. Pelan-pelan kayu kering dan serasah itu akan terbakar dan menimbulkan panas. Panas ini akan menimbulkan proses pengarangan, sebab pembakaran tidak sempurna. Kalau kayu dan serasah yang dibakar dengan oksigen cukup akan menghasilkan api dan abu. Karena tertutup rapat hingga kekurangan oksigen, pembakaran kayu kering dan serasah hanya menghasilkan panas dan asap. Pemanasan inilah yang akan membuat kayu basah menjadi arang. Proses pengarangan demikian bisa berlangsung selama dua sampai dengan tiga hari. Setelah kayu-kayu basah itu sempurna menjadi arang, tumpukan yang ditimbun tanah itu akan runtuh. Karena mampat, maka arang tersebut tidak akan bisa terus membara menjadi abu. Pada saat itulah timbunan arang bisa dibongkar, disortir dan dikemas dalam keranjang untuk dipasarkan.
Proses pembuatan arang selalu ditandai dengan keluarnya asap terus-menerus. Asap ini mengandung uap air dan macam-macam zat aktif yang berada dalam kayu. Volume asap yang dihasilkan akan semakin banyak lagi, kalau kayu yang diproses menjadi arang baru saja ditebang. Apabila asap yang mengandung berbagai zat aktif ini ditampung kemudian didinginkan, maka akan meneteslah air yang berwarna cokelat pekat. Cairan inilah yang disebut sebagai cuka kayu, wood vinegar   atau pyroligneous acid. Cuka kayu bisa menjadi bahan obat-obatan (industri farmasi), kosmetika dan zat perangsang tumbuh (ZPT). Manfaat cuka kayu sebagai ZPT, disebabkan oleh tingginya kandungan zat-zat aktif tanaman. Zat aktif ini terbawa oleh air dalam kayu yang menguap karena terkena panas sangat tinggi. Kalau uap air dari proses pengarangan ini didinginkan, maka zat aktif dari kayu yang diarangkan itu juga akan kembali larut dalam air dan terbawa menetes di penampungan.
Di Eropa dan Jepang, industri arang kayu merupakan bisnis yang cukup menarik. Tetapi kayu untuk bahan arang itu sengaja ditanam, untuk ditebang secara periodik. Misalnya kayu oak (genus Quercus) yang kayunya memang sangat keras. Kayu oak adalah bahan drum kayu yang diberi plat besi. Karena kayu ini biasanya digunakan untuk meubel dan bahan bangunan lainnya, maka yang dijadikan arang hanyalah bagian-bagian yang terbuang. Selain cabagn-cabang yang berdiameter kecil, kayu dengan diameter besar pun, apabila bengkok-bengkok dan banyak cabangnya, akan dibuang untuk bahan arang. Diameter kayu yang akan dijadikan arang memang tidak terbatas. Kayu dengan diameter 30 sd. 40 cm. pun, bisa diarangkan tanpa perlu dibelah-belah. Di negeri kita pun, para pembuat arang juga tidak pernah membelah-belah kayu bahan arang tersebut.
Namun balok kayu untuk arang itu harus dipotong-potong pendek. Maksimal potongan itu sepanjang 1 m. Namun kalau ruang untuk proses pengarangan tidak terlalu luas, maka potongannya cukup 0,5 cm. Di Jepang, potongan-potongan kayu ini dimasukkan ke dalam oven yang kedap udara. Kemudian oven itu dipanaskan sampai suhunya mampu untuk mengubah kayu menjadi arang. Oven kedap udara itu kemudian diberi pipa untuk menyalurkan asap. Pipa asap itu kemudian dibengkokkan agar alirannya mengarah ke bawah. Bersamaan dengan itu pipa didinginkan dengan dilewatkan di aliran air. Proses ini dilakukan mirip dengan proses penyulingan (destilasi). Karena menjadi dingin, uap air yang terkandung dalam asap itu akan mengembun. Titik-titik embun itu akan menjadi makin banyak lalu menetes di ujung pipa. Di sinilah tetesan air itu ditampung dalam wadah.
Sebagian asap akan tetap keluar lalu menyatu dengan udara. Proses pengarangan modern ini juga bisa berlangsung antara 2 sd. tiga hari. Arang yang dihasilkan dengan oven ini akan tetap utuh berupa potongan kayu. Namun potongan kayu itu telah berupah menjadi arang yang sempurna. Pemanasan oven arang bisa dilakukan dengan minyak bakar atau batubara dengan kalori rendah. Sebab pemanasan oven dengan bahan bakar lain, akan menjadi tidak efisien. Arang yang dihasilkan denganbahan bakar mahal ini, harganya juga akan menjadi terlalu mahal pula. Minyak bakar dan batubara berkalori rendah, masih mampu menghasilkan panas cukup besar untuk mengarangkan kayu. Hanya proses ini akan memakan waktu lama. Sama halnya dengan proses pengarangan secara tradisional yang dilakukan oleh para petani kita. Namun proses pengarangan dengan oven akan menghasilkan cuka kayu dalam volume lebih besar dibanding dengan pengarangan biasa.
Di Indonesia, proses pembuatan cuka kayu ini sudah dilakukan di Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT), Jl. Mayangsari 2, Karangduwet, Kotak Pos 110, Salatiga 50701, Jawa Tengah; Telp/Fax (0298) 322 788;
Direktur lembaga ini mengadopsi pembuatan cuka kayu dari Thailand. Para petani Thailand mempelajari dan memodifikasi proses pembuatan cuka kayu yang diintroduksi dari Jepang. Secara sederhana proses pembuatan cuka kayu persis sama dengan proses pembuatan arang yang dilakukan oleh para petani kita. Hanya bahan arang yang bisa menghasilkan banyak cuka kayu adalah bahan yang masih bawah. kalau bahannya sudah kering, maka volume cuka kayu yang dihasilkan juga akan sedikit. Di KPTT, bahan yang dijadikan cuka kayu adalah limbah kelapa muda berupa sabut dan tempurungnya. Kadar air limbah kelapa muda ini memang masih sangat tinggi, hingga akan menghasilkan cuka kayu yang cukup banyak.
Hasil dari proses pembuatan cuka kayu di KPTT juga ada dua, yakni arang dari sabut dan tempurung kelapa muda, serta cuka kayu itu sendiri. Proses pengarangan ini secara rutin dilakukan selang tigahari sekali seperti halnya pada pembuatan arang biasa. Dengan tiga unit pengarangan, kita bisa secara rutin bekerja tiap hari untuk membongkar unit pengarangan yang sudah tidak berasap, sekaligus memasukkan bahan dan kembali menimbunnya. Sem,entara kita bekerja, ada dua unit lain yang masih terus berasap dan memproduksi cuka kayu. Asap yang keluar dari lubang pengarangan ini tidak perlu didinginkan seperti halnya pada pengarangan modern. Cukup dibelokkan dengan pipa bambu lalu ditampung dengan botol bekas kemasan air minum.
Botol penampung yang sudah penuh, diganti dengan botol baru yang masih kosong. Hasil cuka kayu ini masih harus disimpan selama minimal satu bulan sebelum diaplikasikan ke tanaman. Aplikasi untuk menyuburkan tanaman, dilakukan dengan mencairkan cuka kayu dengan air biasa lalu menyiramkan atau menyemprotkannya ke tanaman. Tanaman yang telah diujicoba dengan cuka kayu antara lain sayuran seperti caisim, selada, kangkung dan kol. Tanaman pangannya yakni jagung dan padi. Tanaman hias aglonema yang diberi cuka kayu, juga menghasilkan daun yang lebar-lebar dengan warna lebih cerah. Namun tanaman yang diberi cuka kayu juga harus diberi pupuk yang cukup. Sebab cuka kayu bukan pupuk. Kalau tanaman diberi cuka kayu tetapi unsur haranya kurang, jsutru akan merana.
Cuka Kayu (Wood Vinegar)
Rata-rata pengusaha tani tahu akan kebaikan dan kelebihan penggunaan cuka kayu/wood vinegar (Pyroligneous acid) . Penggunaan cuka kayu di dalam perusahaan cendawan juga banyak memberikan manfaat dalam penghasilan cendawan yang lebih bermutu dan tahan penyakit. Malah boleh digunakan untuk merawat masalah kulat hijau dan oren yang biasa di alami oleh kebanyakan pengusaha.
Cuka Kayu adalah produk yang terhasil daripada pembuatan arang. Ia merupakan cecair yang terhasil daripada asap pembakaran kayu segar di dalam ruang tertutup. Apabila asap pembakaran disejukkan, ia terkondensasi kepada cecair. Cuka Kayu mentah mempunyai lebih daripada 200 bahan kimia, seperti asid asetik, folmadehid, ethyl-valerate, methanol, tar, dan sebagainya. Cuka Kayu memperbaiki kesuburan tanah, agen penghalau serangga perosak, mengawal pertumbuhan tanaman TETAPI bertoksik untuk ikan dan sangat bertoksik untuk tumbuhan JIKA PENGGUNAAN YANG KETERLALUAN.
Namun begitu, jika nisbah yang betul digunakan, manfaat yang diberikan sangat banyak.
- Meningkatkan pertumbuhan akar, batang, ranting, dan daun, bunga dan buah.
- Dalam sesetengah kes, pertumbuhan sesuatu tumbuhan itu boleh dikawal dengan nisbah cuka kayu yang tertentu.
- Kajian menunjukkan setelah diaplikasikan ke atas orkid dan pokok buah-buahan serta cendawan, menghasilkan kuantiti buah dan cendawan yang lebih banyak.
- Cuka kayu adalah selamat digunakan. Terutamanya dalam rantaian makanan, seperti serangga yang membantu dalam proses pendebungaan.

Berikut adalah kaedah paling asas yang digunakan dalam penghasilan cuka kayu:
Cuka Kayu biasa dihasilkan daripada pembakaran kayu baru di dalam tong dram yang diubahsuai dan dengan corong asap konkrit setinggi 120cm dan berdiamter 4 inci. Satu tong boleh memuatkan 63 hingga 83 kilogram kayu. Kayu yang digunakan untuk penghasilan Cuka Kayu perlulah mempunyai teras kayu.

PROSES PENGHASILAN CUKA KAYU
1.Kayu yang mempunyai teras kayu dirawat selamat 5-15 hari
2.Kayu dilonggokkkan di dalam tong dan susunan antara kayu harus mempunyai sedikit ruang untuk pembakaran yang sempurna. Kayu-kayu dibakar pada suhu 120-430 darjah Celcius(Gambar 1 dan 2).
3.Selepas 1 jam, Letakkan sekeping tile di atas corong asap. Jika cairan berwarna coklat atau coklat pekat, bermakna proses kondensasi sudah boleh dilakukan. Letakkan sebatang buluh yang telah ditebuk (membentuk corong seperti straw) di corong asap.
4.Sediakan bekas untuk menakung titisan-tisian cuka yang jatuh daripada buluh (Gambar 3).
5.Jika kayu dibakar selama 12-15 jam di dalam tong drum 200 liter. Cuka Kayu mentah yang dihasilkan mampu mencecah 2-7 liter.
6.Cuka Kayu mentah diperam selama 3 bulan untuk menhasilkan mendakan. Cuka Kayu tersebut berubah menjadi kekuningan seperti minyak sayur. Dan kemudiannya menjadi warna coklat keperangan dan tar akan termendak. Bahagian atas bekas akan mempunyai warna terang dan minyak jernih (Gambar 4 dan 5).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia7I5AkW0eR291MYL4B1FlpPebo5L_Z43eI650vFUq9ldEMTAEEPfvaYcNUol0ak-NPEkbXShvuQr3ur87L9lnt42OfX4qJMEVQPpb_8DiEUu7pym50WCZVs5ShEOcskPqZzYPQ504fED7/s400/WV.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar