Cuka Kayu (Wood Vinegar)
Cuka kayu digunakan di dalam pertanian
dan makanan haiwan ternakan. Penggunaan cuka kayu adalah pilihan yang terbaik
bagi amalan perladangan organik. Kandungan semulajadinya menjadikan ia sebagai
slternatif kepada penggunaan racun kimia dan baja kimia. Tambahan lagi cuka
kayu tidak mengandungi toksik dan boleh di kembangkan secara biologi. Produk
ini selamat kepada manusia, tanaman, haiwan dan alam sekitar.

v Kelebihan
Cuka kayu
Cuka kayu memberikan banyak kelebihan kepada pertanian seperti dinyatakan dibawah.
1. Merangsang pertumbuhan pokok dan sayuran.
2. Menguatkan akar dan daun.
3. Menyuburkan tanah.
4. Mengurangkan bau.
5. Menanbah rasa asli kepada hasil pertanian dan juga produk-produk berkaitan.
6. Menghalang pembiakan virus dan penyakit dalam tanah.
7. Menghalang virus dan seranggan perosak untuk memperbaiki keadaan tanah.
8. Menambah kuantiti mikrob yang berguna.
9. Menghalau serangga perosak.
10. Mengelakkan penyakit yang disebabkan oleh bakteria.
11. Menambah baik kualiti buah dan menambah kandungan gula dalam buah.
12. Sebagai pemangkin tumbesaran biji benih.
13. Sebagai bahan tambahan kepada baja kompos.
14. Membantu haiwan ternakan lebih sihat dan melindungi dari penyakit.
15. Menjadikan daging haiwan dan susu lebih berkualiti.
Cuka kayu memberikan banyak kelebihan kepada pertanian seperti dinyatakan dibawah.
1. Merangsang pertumbuhan pokok dan sayuran.
2. Menguatkan akar dan daun.
3. Menyuburkan tanah.
4. Mengurangkan bau.
5. Menanbah rasa asli kepada hasil pertanian dan juga produk-produk berkaitan.
6. Menghalang pembiakan virus dan penyakit dalam tanah.
7. Menghalang virus dan seranggan perosak untuk memperbaiki keadaan tanah.
8. Menambah kuantiti mikrob yang berguna.
9. Menghalau serangga perosak.
10. Mengelakkan penyakit yang disebabkan oleh bakteria.
11. Menambah baik kualiti buah dan menambah kandungan gula dalam buah.
12. Sebagai pemangkin tumbesaran biji benih.
13. Sebagai bahan tambahan kepada baja kompos.
14. Membantu haiwan ternakan lebih sihat dan melindungi dari penyakit.
15. Menjadikan daging haiwan dan susu lebih berkualiti.
Produk
ini diperolehi melalui penyejatan wap dari proses pembakaran kayu segar
berkualiti pada ketetapan suhu tinggi yang terkawal. Cuka kayu mengandungi
lebih 200 komponen seperti acetik acid, formaldehyde, ethyl-valerate, methanol,
nutrient, tar dan banyak lagi. Daripada pengalaman penggunaan cuka kayu di
dusun buah-buahan didapati kuantiti buah menjadi lebih banyak sehingga mencapai
70% pertambahan hasil.
Di negara ini cuka kayu telah banyak digunakan ke atas pokok
kelapa sawit, getah, cili, sayuran, buah-buahan, cendawan, juga sebagai nyah
bauan seperti bilik air, tong sampah, longkang dan sebagainya lagi.
Cuka kayu ini telah digunakan secara
meluas di negara-negara lain seperi Jepun, Korea, China, Brazil, Afrika,
Filipina, Vietnam, Kemboja, Thailand dan Indonesia. Produk ini menjadi pilihan
negara-negara tersebut kerana penggunaan cuka kayu ini amat menjimatkan, murah
serta memberi kesan yang mengkagumkan.
Cuka kayu juga digunapakai untuk tujuan kosmetik dimana boleh merawat penyakit kulit seperti alergi, kegatalan, membaikpulih struktur kulit serta penjagaan kulit.
Kelebihan cuka kayu sebagai anti oksida juga tidak dinafikan
dimana beberapa syarikat luar negara seperti Jepun, Korea dan China menggunakan
cuka kayu sebagai bahan utama produk detoxin seperti detox plaster.
Antara kelebihan cuka kayu lagi adalah sebagai bahan perasa tambahan kepada masakan dan juga boleh diminum dengan sukatan yang betul untuk melancarkan sistem penghadaman serta melawaskan perut.
Kajian-kajian
dari negara-negara maju juga mendapati cuka kayu boleh digunakan untuk
pembuatan bahan-bahan pencuci pinggan mangkuk, sabun mandi, syampu rambut,
penghindar nyamuk dan serangga serta ubat-ubatan farmasi.
CUKA
KAYU = ASAP CAIR
Cuka
kayu atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan Asap cair. Kedua cairan ini
memiliki esensi dan cara pengolahan serta pemanfaatan yang sama. Adalah pilihan
yang sempurna untuk pertanian dengan berbagai manfaat pada pemupukan pertanian,
terutama bagi pertanian organik seperti: perbaikan kondisi tanah dengan
membunuh virus dan serangga berbahaya, meningkatkan kualitas buah dan
meningkatkan kadar gula dalam buah, merendahkan efek kimia, menetralkan asam
tanah.
Ini
juga dapat digunakan sebagai penolak serangga juga, dengan penyemprotan pada
daun dan di sekitar tanaman seminggu sekali, serangga tidak akan menyentuh
tanaman, penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat dicegah dan membantu
merangsang pertumbuhan dan kekuatan dari tanaman.
Anda
juga dapat menggunakannya untuk perkecambahan benih dengan campuran satu bagian
dari cuka kayu dengan 200 bagian air dan rendam benih selama 24 jam.
Daripada
manfaatnya dalam pertanian, cuka kayu kami juga digunakan sebagai aditif untuk
makanan hewan. Dengan mencampurkan 5-10 mililiter cuka kayu dengan satu liter
air dan kemudian mengambil 500-1.000 mililiter campuran untuk campuran dengan
pakan ternak 100kg. Ini akan membantu untuk menyembuhkan sakit perut,
meningkatkan kualitas daging, susu, merangsang pertumbuhan dan menjaga hewan
merasa lebih nyaman.
Keuntungan
yang diperoleh dari menjual cuka kayu kami digunakan oleh LSM untuk
meningkatkan kondisi kehidupan warga masyarakat. (eco-Biz, Kamboja)

Cuka kayu (Bahasa Inggris: wood vinegar, pyroligneous
acid) adalahcai ran berwarna coklat
pekat dan berbaus angit yang diperoleh dari distilasi asap yang dihasilkan dari
proses pembuatanarang kayu. Komponen utama yang terdapat dalam cuka kayu adalah
asam asetat danm et anol, dan
karenanya zat ini pernah digunakan sebagai sumber komersial untuk asam asetat.
Cuka kayu yang disimpan beberapa lama
dan diencerkan dengan air, jika disiramkan ke daun atau sekitar akart um
buhan bisa dimanfaatkan untuk membantum et aboli sm e tumbuhan tersebut.
Meskipun demikian, cuka kayu tidak
bisa dianggap sebagaipup uk dalam arti konvensional karena cuka kayu tidak
mengandung unsur hara. ht t p : // id
. w ik ip ed ia. o r g / wik i/ Cu k a_ k a yu Asam asetat,asam etanoatat auasam
cukaadal ah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasaasam danaroma dalamm akanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CHCOOH,CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebutas am asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutanasam asetat dalam air merupakan
sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadii on H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakanpereaksi kimia dan bahan baku industri yangpenting. Asam asetat
digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat,selulosa asetat,
dan polivinil asetat, maupun berbagai macamser at dankai n. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengaturk easam an. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 jutat on per tahun.1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industripetr ok im i a maupun dari sumberhay at
dan polivinil asetat, maupun berbagai macamser at dankai n. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengaturk easam an. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 jutat on per tahun.1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industripetr ok im i a maupun dari sumberhay at
Cuka Kayu Penyubur dan Penguat Tanaman
Usaha
pembuatan arang kayu ternyata bisa menghasilkan cuka kayu yang berguna sebagai
bahan penyubur dan penguat tanaman dan meningkatkan kemampuan menghadapi
gangguan hama dan penyakit. Produksi cuka kayu sebagai hasil sampingan produksi
arang kayu bisa dilakukan oleh usaha skala mini atau rumahan petani pedesaan.
Informasi
FFTC (Food and Fertilizer Technology Center) mengutarakan cuka kayu yang terkandung
dalam asap hasil pembakaran arang kayu berguna untuk memperbaiki mutu tanah dan
membantu pertumbuhan tanaman agar lebih baik dan kuat serta lebih resisten
terhadap hama dan penyakit.
Teknologi
penampungan dan pemurnian cuka kayu dari asap hasil pembakaran arang dan
aplikasinya sebagai pupuk sekaligus pestisida hayati telah dikembangkan oleh
para peneliti pada Kantor Riset dan Pengembangan Ilmu Produksi Pertanian,
Departemen Pertanian Thailand.
Cuka asam
merupakan cairan yang diperoleh dari pemurnian cairan hasil kondensasi asap/gas
yang keluar dari ruang pembakaran kayu dalam pembuatan arang kayu. Pembakaran
dilakukan dalam ruang kedap udara. Untuk tujuan memperoleh cuka kayu, maka kayu
yang dibakar adalah kayu yang masih segar dan juga memiliki inti yang keras
(heartwood).
Pada
penelitian tersebut, pembakaran kayu segar dilakukaan dalam wadah drum
berkapasitas 200 liter dengan cerobong asap berdiameter 4 inci yang tingginya
120 cm. Wadah pembakaran itu bisa menampung 63-83 kg kayu segar. Kayu segar sebelum
dibakar dirawat terlebih dahulu selama 5-15 hari.
Setelah
kayu dimasukkan ke dalam drum, drum ditutup dan lubang-lubang yang masih ada
ditutup dengan tanah liat. Pembakaran dilakukan pada suhu 120-430oC.
Setelah
pembakaran berlangsung selama satu jam, letakkan satu potong ubin di puncak
cerobong asap. Bila pada ubin sudah muncul tetesan-tetesan warna coklat atau
coklat gelap, salurkan asap agar mengalir melalui pipa bambu sehingga
terkondensasi menjadi cairan. Di ujung pipa bambu, tetesan-tetesan cairan
berupa cuka kayu kasar tersebut ditampung. Jumlah cuka kayu kasar yang
diperoleh dari pembakaran dalam drum ukuran 200 liter pada pembakaran selama
12-15 jam bisa mencapai 2-7 liter.
CUKA
KAYU DARI LIMBAH INDUSTRI ARANG
Indonesia,
khususnya Jawa, sudah sejak akhir tahun 1990an kekurangan arang kualitas baik.
Sebagai bahan bakar, arang memang cukup mahal. Namun peran arang tidak pernah
bisa tergantikan oleh bahan bakar lain. Baik itu gas, minyak bumi, batubara,
kayu bakar ataupun listrik. Sebab sampai sekarang, tukang sate misalnya, masih
belum berani melakukan inovasi mengganti bahan bakar arang mereka dengan gas
atau batu bara. Sebab konsumen sendiri juga masih belum mau menerima daging
mamalia, unggas atau ikan, yang dipanggang dengan gas atau batubara. Sebab
panas dari api gas tidak bisa merata, sementara panas dari batubara cukup
tinggi. Akibatnya, daging yang dibakar dengan gas masaknya tidak akan rata,
sementara yang dipanggang dengan batu bara, bagian luarnya akan hangus,
sementara bagian dalamnya belum matang.
Permintaan
arang di Jawa, memang lebih besar dibanding dengan pasokan. Kurangnya pasokan
arang di Jawa, disebabkan oleh sumber bahan baku arang yang juga makin langka.
Bahan baku arang adalah kayu berkualitas baik dan tempurung kelapa. Bahan
paling baik untuk arang adalah, kayu dengan tingkat kekerasan dan kepadatan
tinggi. Ciri khas kayu jenis ini adalah bobotnya lebih tinggi dari kayu
kualitas sedang dan kualitas rendah. Kayu-kayu kualitas baik antara lain, bakau
(Rhizophora sp), api-api (Avicennia sp), lamtoro lokal (Leucaena leucophala),
rambutan (Nephelium lappaceum), sawo manila (Achras zapota), angsana
(Pterocarpus indicus), akasia gunung (Acacia catechu), kamboja (Plumeria
acuminata) dll. Selama ini kayu-kayu berkualitas baik itu hanya ditebang dari
alam. Kecuali akasia gunung dan lamtoro, selama ini tidak ada upaya penanaman.
Inilah antara lain yang mengakibatkan penebangan bakau di mana-mana, yang
berdampak ke perusakan ekologi mangrove.
Kayu yang
berkualitas baik untuk arang ditandai dengan pertumbuan tanamannya yang lamban.
Untuk mencapai diameter batang 15 cm, tanaman bakau memerlukan waktu lebih dari
20 tahun. Kayu keras yang pertumbuhannya relatif cepat adalah angsana dan
akasia gunung. Lamtoro gung pertumbuhannya juga sangat pesat. Namun kayunya
tidak sekeras lamtoro lokal. Di kawasan pegunungan di Jawa, masyarakat sudah
biasa menanam akasia gunung untuk dibuat arang dan kayu bakar. Tanaman akasia
gunung, penampilannya mirip dengan lamtoro, hanya tajuknya lebih kompak, dengan
warna batang dan daun hijau ke arah abu-abu. Selain kayunya untuk arang
kaulitas tinggi, akasia gunung juga menghasilkan kulit kayu untuk bahan
penyamak kulit. Sama halnya dengan kayu bakau. Kalau budidaya akasia gunung
sangat dimungkinkan karena pertumbuhannya yang cepat, maka bakau agak sulit
untuk diharapkan sebagai penghasil kayu dalam jangka waktu relatif cepat.
Pembuatan
arang di Indonesia juga masih dilakukan dengan cara sangat tradisional.
Mula-mula pada ditata serasah dan kayu kering di lokasi yang akan digunakan
untuk proses pengarangan. Kayu kering itu langsung dibakar saat itu juga. Baru
kemudian di atasnya ditata kayu basah yang telah dipotong-potong pendek. Kayu
inilah yang nantinya akan menjadi arang. Kemudian di bagian atas kayu bahan
arang itu diberi serasah lagi lalu ditimbun tanah. Pelan-pelan kayu kering dan
serasah itu akan terbakar dan menimbulkan panas. Panas ini akan menimbulkan
proses pengarangan, sebab pembakaran tidak sempurna. Kalau kayu dan serasah
yang dibakar dengan oksigen cukup akan menghasilkan api dan abu. Karena
tertutup rapat hingga kekurangan oksigen, pembakaran kayu kering dan serasah
hanya menghasilkan panas dan asap. Pemanasan inilah yang akan membuat kayu
basah menjadi arang. Proses pengarangan demikian bisa berlangsung selama dua
sampai dengan tiga hari. Setelah kayu-kayu basah itu sempurna menjadi arang,
tumpukan yang ditimbun tanah itu akan runtuh. Karena mampat, maka arang
tersebut tidak akan bisa terus membara menjadi abu. Pada saat itulah timbunan
arang bisa dibongkar, disortir dan dikemas dalam keranjang untuk dipasarkan.
Proses
pembuatan arang selalu ditandai dengan keluarnya asap terus-menerus. Asap ini
mengandung uap air dan macam-macam zat aktif yang berada dalam kayu. Volume
asap yang dihasilkan akan semakin banyak lagi, kalau kayu yang diproses menjadi
arang baru saja ditebang. Apabila asap yang mengandung berbagai zat aktif ini
ditampung kemudian didinginkan, maka akan meneteslah air yang berwarna cokelat
pekat. Cairan inilah yang disebut sebagai cuka kayu, wood vinegar
atau pyroligneous acid. Cuka kayu bisa menjadi bahan obat-obatan (industri
farmasi), kosmetika dan zat perangsang tumbuh (ZPT). Manfaat cuka kayu sebagai
ZPT, disebabkan oleh tingginya kandungan zat-zat aktif tanaman. Zat aktif ini
terbawa oleh air dalam kayu yang menguap karena terkena panas sangat tinggi.
Kalau uap air dari proses pengarangan ini didinginkan, maka zat aktif dari kayu
yang diarangkan itu juga akan kembali larut dalam air dan terbawa menetes di
penampungan.
Di Eropa
dan Jepang, industri arang kayu merupakan bisnis yang cukup menarik. Tetapi
kayu untuk bahan arang itu sengaja ditanam, untuk ditebang secara periodik.
Misalnya kayu oak (genus Quercus) yang kayunya memang sangat keras. Kayu oak
adalah bahan drum kayu yang diberi plat besi. Karena kayu ini biasanya
digunakan untuk meubel dan bahan bangunan lainnya, maka yang dijadikan arang
hanyalah bagian-bagian yang terbuang. Selain cabagn-cabang yang berdiameter
kecil, kayu dengan diameter besar pun, apabila bengkok-bengkok dan banyak
cabangnya, akan dibuang untuk bahan arang. Diameter kayu yang akan dijadikan
arang memang tidak terbatas. Kayu dengan diameter 30 sd. 40 cm. pun, bisa
diarangkan tanpa perlu dibelah-belah. Di negeri kita pun, para pembuat arang
juga tidak pernah membelah-belah kayu bahan arang tersebut.
Namun
balok kayu untuk arang itu harus dipotong-potong pendek. Maksimal potongan itu
sepanjang 1 m. Namun kalau ruang untuk proses pengarangan tidak terlalu luas,
maka potongannya cukup 0,5 cm. Di Jepang, potongan-potongan kayu ini dimasukkan
ke dalam oven yang kedap udara. Kemudian oven itu dipanaskan sampai suhunya
mampu untuk mengubah kayu menjadi arang. Oven kedap udara itu kemudian diberi
pipa untuk menyalurkan asap. Pipa asap itu kemudian dibengkokkan agar alirannya
mengarah ke bawah. Bersamaan dengan itu pipa didinginkan dengan dilewatkan di
aliran air. Proses ini dilakukan mirip dengan proses penyulingan (destilasi).
Karena menjadi dingin, uap air yang terkandung dalam asap itu akan mengembun.
Titik-titik embun itu akan menjadi makin banyak lalu menetes di ujung pipa. Di
sinilah tetesan air itu ditampung dalam wadah.
Sebagian
asap akan tetap keluar lalu menyatu dengan udara. Proses pengarangan modern ini
juga bisa berlangsung antara 2 sd. tiga hari. Arang yang dihasilkan dengan oven
ini akan tetap utuh berupa potongan kayu. Namun potongan kayu itu telah berupah
menjadi arang yang sempurna. Pemanasan oven arang bisa dilakukan dengan minyak
bakar atau batubara dengan kalori rendah. Sebab pemanasan oven dengan bahan
bakar lain, akan menjadi tidak efisien. Arang yang dihasilkan denganbahan bakar
mahal ini, harganya juga akan menjadi terlalu mahal pula. Minyak bakar dan
batubara berkalori rendah, masih mampu menghasilkan panas cukup besar untuk
mengarangkan kayu. Hanya proses ini akan memakan waktu lama. Sama halnya dengan
proses pengarangan secara tradisional yang dilakukan oleh para petani kita.
Namun proses pengarangan dengan oven akan menghasilkan cuka kayu dalam volume
lebih besar dibanding dengan pengarangan biasa.
Di Indonesia, proses pembuatan cuka kayu
ini sudah dilakukan di Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT), Jl. Mayangsari 2,
Karangduwet, Kotak Pos 110, Salatiga 50701, Jawa Tengah; Telp/Fax (0298) 322
788;
Direktur
lembaga ini mengadopsi pembuatan cuka kayu dari Thailand. Para petani Thailand
mempelajari dan memodifikasi proses pembuatan cuka kayu yang diintroduksi dari
Jepang. Secara sederhana proses pembuatan cuka kayu persis sama dengan proses
pembuatan arang yang dilakukan oleh para petani kita. Hanya bahan arang yang
bisa menghasilkan banyak cuka kayu adalah bahan yang masih bawah. kalau
bahannya sudah kering, maka volume cuka kayu yang dihasilkan juga akan sedikit.
Di KPTT, bahan yang dijadikan cuka kayu adalah limbah kelapa muda berupa sabut
dan tempurungnya. Kadar air limbah kelapa muda ini memang masih sangat tinggi,
hingga akan menghasilkan cuka kayu yang cukup banyak.
Hasil
dari proses pembuatan cuka kayu di KPTT juga ada dua, yakni arang dari sabut
dan tempurung kelapa muda, serta cuka kayu itu sendiri. Proses pengarangan ini
secara rutin dilakukan selang tigahari sekali seperti halnya pada pembuatan
arang biasa. Dengan tiga unit pengarangan, kita bisa secara rutin bekerja tiap
hari untuk membongkar unit pengarangan yang sudah tidak berasap, sekaligus
memasukkan bahan dan kembali menimbunnya. Sem,entara kita bekerja, ada dua unit
lain yang masih terus berasap dan memproduksi cuka kayu. Asap yang keluar dari
lubang pengarangan ini tidak perlu didinginkan seperti halnya pada pengarangan
modern. Cukup dibelokkan dengan pipa bambu lalu ditampung dengan botol bekas
kemasan air minum.
Botol
penampung yang sudah penuh, diganti dengan botol baru yang masih kosong. Hasil
cuka kayu ini masih harus disimpan selama minimal satu bulan sebelum
diaplikasikan ke tanaman. Aplikasi untuk menyuburkan tanaman, dilakukan dengan
mencairkan cuka kayu dengan air biasa lalu menyiramkan atau menyemprotkannya ke
tanaman. Tanaman yang telah diujicoba dengan cuka kayu antara lain sayuran
seperti caisim, selada, kangkung dan kol. Tanaman pangannya yakni jagung dan
padi. Tanaman hias aglonema yang diberi cuka kayu, juga menghasilkan daun yang
lebar-lebar dengan warna lebih cerah. Namun tanaman yang diberi cuka kayu juga
harus diberi pupuk yang cukup. Sebab cuka kayu bukan pupuk. Kalau tanaman
diberi cuka kayu tetapi unsur haranya kurang, jsutru akan merana.
Cuka Kayu (Wood Vinegar)
Rata-rata pengusaha tani tahu
akan kebaikan dan kelebihan penggunaan cuka kayu/wood vinegar (Pyroligneous
acid) . Penggunaan cuka kayu di dalam perusahaan cendawan juga banyak
memberikan manfaat dalam penghasilan cendawan yang lebih bermutu dan tahan
penyakit. Malah boleh digunakan untuk merawat masalah kulat hijau dan oren yang
biasa di alami oleh kebanyakan pengusaha.
Cuka Kayu adalah produk yang
terhasil daripada pembuatan arang. Ia merupakan cecair yang terhasil daripada
asap pembakaran kayu segar di dalam ruang tertutup. Apabila asap pembakaran
disejukkan, ia terkondensasi kepada cecair. Cuka Kayu mentah mempunyai lebih
daripada 200 bahan kimia, seperti asid asetik, folmadehid, ethyl-valerate,
methanol, tar, dan sebagainya. Cuka Kayu memperbaiki kesuburan tanah, agen penghalau
serangga perosak, mengawal pertumbuhan tanaman TETAPI bertoksik untuk ikan dan
sangat bertoksik untuk tumbuhan JIKA PENGGUNAAN YANG KETERLALUAN.
Namun begitu, jika nisbah yang
betul digunakan, manfaat yang
diberikan sangat banyak.
- Meningkatkan pertumbuhan akar, batang, ranting, dan daun, bunga dan buah.
- Dalam sesetengah kes, pertumbuhan sesuatu tumbuhan itu boleh dikawal dengan nisbah cuka kayu yang tertentu.
- Kajian menunjukkan setelah diaplikasikan ke atas orkid dan pokok buah-buahan serta cendawan, menghasilkan kuantiti buah dan cendawan yang lebih banyak.
- Cuka kayu adalah selamat digunakan. Terutamanya dalam rantaian makanan, seperti serangga yang membantu dalam proses pendebungaan.
- Meningkatkan pertumbuhan akar, batang, ranting, dan daun, bunga dan buah.
- Dalam sesetengah kes, pertumbuhan sesuatu tumbuhan itu boleh dikawal dengan nisbah cuka kayu yang tertentu.
- Kajian menunjukkan setelah diaplikasikan ke atas orkid dan pokok buah-buahan serta cendawan, menghasilkan kuantiti buah dan cendawan yang lebih banyak.
- Cuka kayu adalah selamat digunakan. Terutamanya dalam rantaian makanan, seperti serangga yang membantu dalam proses pendebungaan.
Berikut adalah kaedah paling asas yang digunakan dalam penghasilan
cuka kayu:
Cuka Kayu biasa dihasilkan daripada pembakaran kayu baru di dalam tong dram yang diubahsuai dan dengan corong asap konkrit setinggi 120cm dan berdiamter 4 inci. Satu tong boleh memuatkan 63 hingga 83 kilogram kayu. Kayu yang digunakan untuk penghasilan Cuka Kayu perlulah mempunyai teras kayu.
Cuka Kayu biasa dihasilkan daripada pembakaran kayu baru di dalam tong dram yang diubahsuai dan dengan corong asap konkrit setinggi 120cm dan berdiamter 4 inci. Satu tong boleh memuatkan 63 hingga 83 kilogram kayu. Kayu yang digunakan untuk penghasilan Cuka Kayu perlulah mempunyai teras kayu.
PROSES PENGHASILAN
CUKA KAYU
1.Kayu yang mempunyai teras kayu dirawat selamat 5-15 hari
2.Kayu dilonggokkkan di dalam tong dan susunan antara kayu harus mempunyai sedikit ruang untuk pembakaran yang sempurna. Kayu-kayu dibakar pada suhu 120-430 darjah Celcius(Gambar 1 dan 2).
3.Selepas 1 jam, Letakkan sekeping tile di atas corong asap. Jika cairan berwarna coklat atau coklat pekat, bermakna proses kondensasi sudah boleh dilakukan. Letakkan sebatang buluh yang telah ditebuk (membentuk corong seperti straw) di corong asap.
4.Sediakan bekas untuk menakung titisan-tisian cuka yang jatuh daripada buluh (Gambar 3).
5.Jika kayu dibakar selama 12-15 jam di dalam tong drum 200 liter. Cuka Kayu mentah yang dihasilkan mampu mencecah 2-7 liter.
6.Cuka Kayu mentah diperam selama 3 bulan untuk menhasilkan mendakan. Cuka Kayu tersebut berubah menjadi kekuningan seperti minyak sayur. Dan kemudiannya menjadi warna coklat keperangan dan tar akan termendak. Bahagian atas bekas akan mempunyai warna terang dan minyak jernih (Gambar 4 dan 5).
1.Kayu yang mempunyai teras kayu dirawat selamat 5-15 hari
2.Kayu dilonggokkkan di dalam tong dan susunan antara kayu harus mempunyai sedikit ruang untuk pembakaran yang sempurna. Kayu-kayu dibakar pada suhu 120-430 darjah Celcius(Gambar 1 dan 2).
3.Selepas 1 jam, Letakkan sekeping tile di atas corong asap. Jika cairan berwarna coklat atau coklat pekat, bermakna proses kondensasi sudah boleh dilakukan. Letakkan sebatang buluh yang telah ditebuk (membentuk corong seperti straw) di corong asap.
4.Sediakan bekas untuk menakung titisan-tisian cuka yang jatuh daripada buluh (Gambar 3).
5.Jika kayu dibakar selama 12-15 jam di dalam tong drum 200 liter. Cuka Kayu mentah yang dihasilkan mampu mencecah 2-7 liter.
6.Cuka Kayu mentah diperam selama 3 bulan untuk menhasilkan mendakan. Cuka Kayu tersebut berubah menjadi kekuningan seperti minyak sayur. Dan kemudiannya menjadi warna coklat keperangan dan tar akan termendak. Bahagian atas bekas akan mempunyai warna terang dan minyak jernih (Gambar 4 dan 5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar